Bab 539
Bab 539 Trik Mengelabul Musuh
“Hmm? Memintaku untuk menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada Dewa Perang? Aku nggak salah dengar, “kan?”
Ardika menunjukkan ekspresi terkejut.
“Aku menyampaikan permintaan maaf kepada diriku sendiri? Aneh! Sungguh aneh!”
*Ada apa? Kamu merasa sedih karena harus menyampaikan permintaan maaf kepada Dewa Perang?”
Handoko mendecakkan lidahnya dan berkata, “Kak Ardika, aku akui kamu memang sangat hebat, bukan seorang pecundang seperti yang mereka katakan. Tapi, kalau kamu dibandingkan dengan Dewa
Perang….
“Lupakan saja! Sama sekali nggak bisa dibandingkan!”
Ardika mengalihkan pandangannya ke arah Futari dan berkata, “Futari, kamu juga sependapat dengan
Handoko?”
“Hmm!
Futari menganggukkan kepalanya dengan yakin dan berkata, “Sebelumnya, sosok Dewa Perang dalam benakku masih sangat buram. Tapi, setelah kejadian ini, aku baru mengerti seberapa menakutkannya
pengaruh Dewa Perang.”
*Fiona nggak perlu dibahas lagi. Bahkan, artis yang menempati puncak dunia hiburan seperti Adrian dan Derick pun kalah telak darinya!”
Makin lama, gadis itu makin bersemangat. Pada akhirnya, dia berkata dengan tegas, “Aku sudah membuat keputusan! Mulai sekarang, Dewa Perang adalah satu–satunya idolaku!”
Ardika langsung melambaikan tangannya dan berkata, “Lupakan saja! Aku nggak suka klub–klub penggemar kalian itu.”
Futari tidak bisa menahan dirinya dan memutar matanya.
‘Dasar Kak Ardika! Apa dia benar–benar mengira dirinya adalah Dewa Perang?‘
Melihat dirinya bukan apa–apa di mata dua “bocah itu, Ardika juga malas banyak bicara lagi.
Dia berjalan ke samping seorang diri, lalu melakukan panggilan telepon.
Draco, cepat hubungi Badan Keamanan Nasional dan tanyakan satu pertanyaan sap pada mereka kenapa mereka membiarkan fotoku dan foto keluargaku beredar di internet dalam kurun way begu
lama.
Ardika berkata dengan dingin, “Kalau karena hal ini Kota Banyuli hancur, slapa yang akan bertanggung
jawaby?”
“Siap laksanakan!”
Di ujung telepon, terdengar suara serius Draco.
Dia tahu kali ini bosnya benar–benar sudah marah!
Selesai memutuskan sambungan telepon, Draco langsung menghubungi Badan Keamanan Nasional
Orang yang menerima panggilan telepon adalah Kepala Badan Keamanan Nasional Begitu mendengar ucapan Draco, dia langsung berkata dengan sedih, “Komandan, Tuan Dewa Perang sudah calan catam
padaku!”
“Begitu foto Tuan tersebar, aku langsung meminta Departemen Informasi dan Komunikasi untur menghobungi media–media yang bersangkutan untuk menghapus foto-foto tersebut dan melarutan pembatasan. Tapi, ada orang dari pihak atasan yang meminta kami membiarkannya foto–fors in
tersebar luas saja.”
Atasan yang dimaksud olehnya adalah pemerintah negara ini.
“Memangnya kenapa? Ada orang dari pihak pemerintahan mengincar bosku?”
Draco mendengus dingin, lalu berkata dengan niat membunuh yang kuat. “Coba kamu tanyakan pada bajingan itu apakah dia masih membutuhkan Kediaman Dewa Perang untuk menghadapi peperangan di
perbatasan!”
“Komandan Draco, harap tenang dulu! Bagaimana mungkin kami berani nggak menganggap serius hal
ini?”
Kemudian, dia buru–buru berkata, “Komandan, kamu sudah salah paham. Awalnya atasan juga ingin mengatasi masalah itu. Tapi, setelah mendapati reaksi pertama semua penduduk negen ini setelah
melihat berita itu adalah mereka nggak percaya Tuan Dewa Perang adalah seorang menantu benal atasan baru memutuskan untuk membiarkan foto–foto itu beredar luas.”
“Komandan, coba kamu pikir baik–baik, bahkan penduduk negeri ini saja nggak memercayai hal itu tentu saja kekuatan di luar sana lebih nggak memercayai hal itu lagi.”
“Ini disebut sebagai trik mengelabui musuh. Boleh dibilang, tindakan ini juga merupakan sebuah tindakan untuk melindungi Tuan Dewa Perang dan keluarganya.”
“Bagaimanapun juga, belum saatnya identitas asli Tuan Dewa Perang terekspos.” Property © NôvelDrama.Org.
Draco mendengus dingin dan berkata, “Apa katamu? Trik mengelabui musuh? Walau begitu, kalian juga nggak bisa membiarkan Tuan Dewa Perang dan keluarganya menjadi target makian semua penduduk
negeri ini.”
“Seperti kata pepatah, jangan membiarkan seseorang yang telah memberikan kontribusi besar terjebak dalam kesulitan dan diliputi kekecewaan, melainkan harus mengerahkan seluruh kemampuan untuk
membantunya!”
“Sebaliknya, kalau kalian membiarkan masalah ini terus–larut, nggak hanya Tuan Dewa Perang yang akan merasa kecewa, seluruh anggota Kediaman Dewa Perang juga akan kecewa, bahkan puluhan ribu prajurit juga akan kecewa berat!”
Setelah mendengar Draco berbicara seperti itu, orang di ujung telepon benar–benar merasakan tekanan yang sangat besar.
Beberapa saat kemudian, dia baru memberi penjelasan dengan suara lemah. “Komandan, karena ini adalah trik mengelabui musuh, pihak yang bersangkutan juga nggak bisa bereaksi secepat itu. Kalau nggak, hanya akan memicu kecurigaan.”
“Tapi, Komandan tolong sampaikan kepada Tuan Dewa Perang, paling lambat besok pagi, kami pasti akan memberinya sebuah penjelasan yang memuaskan!”
Draco mendengus dingin, lalu memutuskan sambungan telepon dan menyampaikan hal tersebut kepada
Ardika.