Bab 1231
Bab 1231
Bab 1231 Kekasih Qiara
“Iya, saya memiliki seseorang yang saya suka. Saya ingin sekali memberikan jalan untuk Bianca agar kita bisa menikah dengan orang yang tepat! Lihat, dia dan Lathan saling mencintai sampai tidak bisa lepas berpegangan tangan sebelum saya membatalkan pertunangan dengan Lathan! Saya tidak ingin menghalangi mereka, maka secepatnya membatalkan pertunangan ini Qiara
terkekeh
Maggy, yang duduk di sebelah Qiara, menarik lengan baju Qiara dari bawah meja, memberi isyarat agar dia berhenti bicara. Bagaimanapun juga, masalah ini sudah mencoreng reputasi keluarga mereka
Wajah Bianca sedikit memerah karena malu. Apakah Qiara sedang memberi isyarat bahwa
firinya tidak tahu malu? Lathan juga merasa malu dengan kejutan sosial yang dilontarkan Qiara yang tampaknya tidak disengaja itu
Apakah Qiara mencoba mempermalukannya di depan keluarganya?
“Qiara, maafkan, saya sudah berselingkuh, tetapi saya mencintai Bianca. Saya tidak bisa membiarkan Bianca sedih, meskipun kamu menyukai saya.
“Oh, ya ampun, kamu menganggap dirimu terlalu tinggi. Saya tidak pernah menyukaimu. Selain itu, laki–laki yang saya sukai jauh lebih baik darimu ujar Qiara dengan bangostin
Setelah mendengar pernyataannya, semua anggota Keluarga Perwira merasa sakit hati. Apakah Qiara bermaksud ingin mengatakan kalau Lathan tidak layak Berarti dia sudah memandang rendah keluarganyaNôvel/Dr(a)ma.Org - Content owner.
“Begitukah? Kamu sangat beruntung, Qiara. Sayang sekali Lathan tidak suka padamu,” ucap Ira secara agresif.
‘Oh, saya sepatutnya berterima kasih pada Lathan karena telah mengizinkan saya bertemu dengan laki–laki yang jauh lebih baik Saya tidak akan berkesempatan menyukai orang lain apabila Lathan tidak berselingkuh dengan Bianca saat kami bertunangan dulu!” Qiara tersenyum.
Lihat kelakukan sampah putramu itu! Dia selingkuh dari saya dengan adik saya sendiri saat kami masih bertunangan Betapa memalukan‘ Qiara berpikir. Pada titik ini, anggota Keluarga Perwira terlihat marah. Ira tidak ingin mengatakan apa–apa, sementara kakek Lathan menyembunyikan rasa malunya dengan minum segelas air.
“Sssh. Qiara. Berhentilah bicara Biantara berbisik. Meskipun merasa Qiara terlalu banyak bicara, dia juga merasa bangga bahwa anak gadisnya sangat fasih dalam menyatakan isi hatinya.
Di sisi lain, ketakutan Bianca memuncak saat menduga–duga tindakan Qiara selanjutnya. Qiara mengatakan dia menyukai seseorang. Apakah orang itu Nando? Apakah mereka berdua memang menjalin hubungan asmara?
“Qiara, bagaimana kamu bisa bicara seperti itu? Kamu tidak bisa memaksa seseorang untuk menyukaimu. Meskipun saya dengar kamu menyukai Lathan, dia akan menjadi adik iparmu.
Sebagai kakak Bianca, kamu harus lebih bijak dan berpikiran terbuka. Kamu harus memberi restumu kepada mereka!” salah satu bibi Lathan mengutarakan pendapatnya dengan geram. setelah Qiara mempermalukan Lathan di depan mereka semua.
Jelas dia menyindir Qiara karena sudah berpikiran picik.
Tepat ketika itu, ponsel Qiara berdering. Saat melihat ID penelepon di layar ponselnya, dial tersenyum dan berkata, “Maaf, kekasih saya sudah datang. Saya harus menyambutnya dan setelah itu
memperkenalkannya pada kalian semua.”
Bianca, yang sedang minum, tiba–tiba mengangkat kepalanya dan melihat ke arah pintu. Apa? Nando benar–benar datang ke sini?
Raut wajah Lathan juga berubah. Siapa yang diminta Qiara untuk datang? Kekasih? Hah! Dia tidak percaya Qiara memiliki pengganti hanya dalam beberapa hari.
Dia pasti meminta tolong salah satu teman laki–lakinya untuk berpura–pura menjadi kekasihnya untuk menyelamatkan mukanya.
Qiara membuka pintu. Seketika dia keluar, Nando sedang berdiri di koridor dengan mengenakan kemeja putih dan celana hitam. Dia terlihat seperti pebisnis elit yang baru saja selesai rapat.
Saat itu, Qiara begitu terharu hingga kedua matanya sedikit memerah. Dia sangat berterima kasih karena Nando datang untuk mendukung dan membantunya.
“Pak Nando, akhirnya tiba juga!” Qiara tersenyum sambil menatapnya.
Nando hanya mengernyit saat melihat mata Qiara memerah. “Ada apa? Apakah seseorang membuatmu kesal?”
Qiara menggeleng. “Tidak. Ini air mata bahagia. Saya sangat senang kamu datang ke sini! Saya khawatir kamu tidak akan muncul!”
“Saya sudah berjanji, saya pasti datang!” Nando menyipitkan matanya dengan ekspresi bersungguh– sungguh.
“Baiklah, ayo kita masuk. Nanti, saya akan memanggilmu Nando, dan kamu harus memanggil saya Qiara,” bisik Qiara.
Di meja makan, Bianca merasa gelisah hingga jantungnya terasa berdebar lebih kencang. Matanya tertuju ke pintu. Apakah seseorang itu benar–benar Nando?
Apakah Qiara semenarik itu sampai bisa memenangkan hati Nando hanya dalam beberapa hari? Diam–diam Bianca mengepalkan tangannya di bawah meja.
Sementara itu, Lathan sangat mengenal kepribadian Qiara yang tidak mau kalah. Dia merasa penasaran ingin mengetahui teman yang mana yang dia undang untuk berperan sebagai pacar pura– puranya agar meraih kepercayaan diri lagi setelah dicampakkan olehnya.