Menantu Pahlawan Negara

Bab 568



Bab 568 Membangun Laboratorium Bersama

Melihat ekspresi takjub yang tampak jelas di wajah Lucien, Ardika hanya tersenyum.

Kalau Lucien sampai melihat laboratorium peralatan Kediaman Dewa Perang, mungkin dia bisa pingsan

di tempat.

Saat ini, pikiran Elsy dan Lucien dipenuhi oleh tanda tanya.

Mereka tidak mengerti maksud Ardika membawa mereka ke tempat ini.

Saat ini, Ardika bertanya, “Pak Hosea, bagaimana kualitas peralatan di laboratorium kalian?”

Hosea adalah seorang akademikus yang memercayai kemampuannya sendiri. Begitu mendengar ucapan Ardika, dia berkata dengan bangga. “Tuan, laboratorium kami menduduki posisi puncak di antara semua laboratorium tim tempur. Tentu saja kualitas peralatan kami nggak perlu diragukan lagi. Laboratorium berskala nasional pasti memilih untuk menggunakan peralatan kami!”

Mendengar ucapan Hosea, sorot mata kagum tampak jelas di mata Lucien.

Kalau laboratorium Grup Bintang Darma bisa dilengkapi dengan peralatan dari tempat ini, maka pasti akan sangat membantu proses penelitiannya!

Baru saja dia berpikir demikian, Ardika sudah menunjuk dirinya dan Elsy, lalu berkata, “Ini adalah Bu Elsy dari Grup Bintang Darma, serta Lucien, penanggung jawab laboratorium.”

“Aku punya pemikiran seperti ini, bisakah kalian bekerja sama dengan Grup Bintang Darma untuk membangun sebuah laboratorium? Hasil penelitian laboratorium Grup Bintang Darma akan dibagikanExclusive content © by Nô(v)el/Dr/ama.Org.

kepada kalian.”

Tentu saja maksud dari saran Ardika hanya Grup Bintang Darma yang membagikan hasil penelitian laboratorium mereka kepada laboratorium peralatan tim tempur Kota Banyuli.

Bagaimanapun juga, hasil penelitian laboratorium peralatan ini adalah milik negara. Selain itu, kebanyakan dari hasil penelitiannya bersifat rahasia, jadi hasil penelitian tidak mungkin dibagikan

kepada pihak luar.

Namun, seperti ini saja sudah bisa membuat Elsy dan Lucien merasa sangat senang.

Hanya saja, mereka merasa sedikit khawatir. Apakah Hosea akan menerima penawaran ini?

Siapa sangka Hosea langsung menganggukkan kepalanya dan berkata, “Nggak masalah, kami juga bekerja sama dengan beberapa laboratorium universitas.”

Walaupun Hosea berkata demikian, tentu saja laboratorium–laboratorium universitas yang bisa bekerja sama dengan laboratorium peralatan ini bukanlah laboratorium biasa, melainkan dipenuhi dengan sumber daya manusia berkualitas tinggi.

Namun, sekarang laboratorium Grup Bintang Darma masih seperti sebuah kerangka kosong, itu artinya

Hosea bersedia bekerja sama dengan Grup Bintang Darma juga berkat Ardika.

Saat ini, Ardika menepuk–nepuk bahu Ardika dan berkata, “Kemampuan penelitian Lucien sangat luar biasa. Karena laboratorium Grup Bintang Darma sudah bekerja sama dengan kalian, kalau begitu bukankah dia sebagai penanggung jawab boleh direkrut secara khusus ke laboratorium kalian?”

Lucien mengangkat kepalanya dan menatap Ardika dengan tatapan kebingungan. Dia tidak mengerti

maksud Ardika.

Hosea melirik Lucien sejenak, lalu tersenyum dan berkata, “Oh, aku mengenal Lucien. Aku pernah

membaca artikel–artikelnya.”

“Kalau dia bisa bergabung dengan laboratorium kami, tentu saja adalah suatu hal yang bagus bagi kami. Anggap saja negara sedang merekrut orang berbakat.”

Karena itulah, dalam kurun waktu sesingkat itu, Lucien berubah menjadi seorang peneliti tingkat tinggi di

laboratorium peralatan.

Jabatannya, identitasnya, gajinya dan sebagainya sama dengan peneliti lainnya.

Tentu saja dia tetap bertanggung jawab atas laboratorium Grup Bintang Darma.

Namun, dia juga bisa berpartisipasi dalam proyek besar laboratorium peralatan ini dan berpartisipasi

dalam seminar akademis secara rutin.

“Aku nggak ingin menunggu lama. Siapkan peralatan malam ini juga, lalu antarkan ke Grup Bintang

Darma dan segera lakukan pembangunan laboratorium.”

Setelah melontarkan beberapa patah kata itu kepada Hosea, Ardika diantar keluar dari laboratorium

dengan penuh hormat oleh Hosea.

Bahkan setelah keluar dari laboratorium dan berada di dalam helikopter, Elsy dan Lucien masih linglung.

Apa yang baru saja mereka alami sebelumnya seperti sebuah mimpi.

Namun, mereka mengetahui dengan jelas bahwa itu bukan mimpi, melainkan kenyataan.

Saat ini, di mata mereka Ardika seperti dilapisi dengan satu lapisan aura misterius lagi.

Tepat pada saat Lucien merasa sangat senang dan bersiap untuk melakukan penelitian lagi, tiba–tiba dia menerima sepenggal video yang dikirimkan oleh Winda, istrinya.

Video itu adalah video yang diambil pada malam pernikahan mereka.

Winda yang masih mengenakan gaun pengantin didorong oleh Aditia dengan perlahan ke atas ranjang!”

Adegan selanjutnya hanya mencemari indra penglihatannya saja!

“Dasar pasangan sialan!”

Saking emosinya, mata Lucien pun memerah.

Sepertinya Winda si wanita jalang itu masih belum puas menyakitinya.

Wanita itu sengaja mengirimkan video ini untuknya!

Pantas saja malam pernikahan mereka, Winda terus menuangkan anggur untuknya.

Wanita itu mengatakan bahwa setelah bersusah payah menjalin kasih selama bertahun–tahun, akhirnya

mereka menikah juga. Wanita itu benar–benar sangat senang bisa menikah dengannya.

Ternyata semua itu hanya omong kosong belaka! Sebenarnya, wanita itu hanya ingin menyerahkan bagian terbaik dalam dirinya untuk Aditia!

Saat ini, api cinta Lucien pada Winda benar–benar sudah padam.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.