Menantu Dewa Obat

Chapter 110



Chapter 110

Bab 110

Mendengar semua penjelasannya Alina tampak sangat gembira dan langsung mengangguk dengan berkata, “Hebat sekali, Hiro! Ide-mu kali ini sangat luar biasa!”

“Tidak perlu modal dan tidak akan rugi.”

“Apalagi kita adalah bos bagi diri kita sendiri jadi kita tidak perlu melihat muka siapapun!”

“Suamiku, aku rasa ide ini boleh direalisasikan!”

Axel juga tampak senang dan berkata: “Benar sekali, Hiro. Ternyata otak kau masih cukup encer!”

“Baiklah, kalau begitu kita kerjakan.”

“Nanti setelah perusahaannya berhasil di tetapkan kau akan menjadi manajer perusahaannya!”

Mendengar itu Hiro menjadi sangat gembira: “Pa, Ma, jangan khawatir.”

“Kau memperlakukan aku seperti anak kalian sendiri maka aku juga akan memperlakukan kalian sebagai orang tuaku sendiri dan berbakti kepada kalian.”

“Aku pasti akan menangani urusan perusahaan dengan baik untuk kalian!”

“Nanti kalau perusahaan sudah menghasilkan uang, aku akan membelikan Maybach untuk papa dan perhiasan yang bagus untuk mama.”

“Selain itu kita juga dapat membuat grup perusahaan kemudian berlibur ke luar negeri.”

“Pa, Ma, kalian sekarang juga sudah merupakan orang yang cukup terpandang di kota Carson, sudah waktunya untuk kalian untuk menikmati kebahagiaan.”

“Pergilah ke tempat-tempat yang indah. Pergi semakin jauh maka semakin tinggi juga visi kalian. Sehingga nantinya kalian dapat mengobrol dengan orang-orang dari kelas atas itu!”

“Intinya aku ingin apa yang dulu dimiliki Alex Shu, kalian juga harus memilikinya. Dan apapun yang tidak Alex miliki di masa lalu, papa dan mama juga harus memilikinya!”

Ucapan Hiro ini membuat Axel dan Alina sangat senang dan puas. Selama ini mereka berdua telah mengalami banyak penderitaan di rumah keluarga Shu dan sekarang mereka ingin meningkatkan reputasi dan gengsi mereka untuk membuktikan diri mereka di depan keluarga Shu.

Axel menatap Hiro dan merasa semakin menyukai menantunya ini.

Pada malah hari setelah Nara pulang dari kantor, Axel segera menemuinya untuk mendiskusikan masalah pendirian perusahaan bahan obat.

Reva dan Nara tampak bingung dan bertanya: “Pa, mengapa kau bisa berpikir untuk mendirikan perusahaan obat?”

Axel berkata dengan tidak sabar: “Jangan banyak tanya. Nanti kau hanya perlu tanda tangan dan

memberika dananya saja!”

nanv

Reva berpikir sejenak dan berkata: “Pa, untuk mendirikan sebuah perusahaan obat itu tidak mudah dan tidak sesederhana yang kau pikirkan.”

“Untuk membeli bahan obat, ada banyak hal yang perlu ditimbangkan dan tak boleh terjadi kesalahan sedikitpun.”

“Jika sampai terjadi kesalahan, perusahaan tidak hanya harus memikul tanggung jawab yang besar tetapi perusahaan farmasi Shu juga akan ikut terseret.”

“Bisnis seperti ini tidak terlalu bagus!”

Axel langsung merasa kesal dan berujar: “Reva, apa maksudmu?”

“Kami, keluarga Shu sejak lahir sudah bergerak di bidang industri farmasi. Apakah menurutmu aku tidak paham mengenai bahan-bahan obat?”

“Huhh, kalau aku tidak paham mengenai bahan obat lalu apakah kau mengerti?”

“Kau juga harus tahu diri sedikit. Kau ini hanya seorang petugas pembersih yang menyapu lantai rumah sakit, bukan bekerja di rumah sakit. Jangan mengira kau tahu segalanya oke?”

Reva tiba – tiba terdiam.

Untuk masalah bahan – bahan obat tak ada yang lebih paham daripada dirinya. Tetapi masalahnya dia tidak dapat memberitahu Axel mengenai hal ini!

Dia masih ada balas dendam berdarah yang harus diselesaikan jadi dia tidak dapat mengungkapkan segalanya sebelum mempunyai kekuatan yang cukup.

Nara berkata dengan tak berdaya, “Pa, bisakah kau berhenti merusuh?” Content protected by Nôv/el(D)rama.Org.

“Kemarin itu baru saja menyelesaikan masalah yang tiga ratus juta dolar itu dan sekarang kau mulai lagi mencari masalah baru.”

“Kau sama sekali tak mengerti cara mendirikan dan mengelola sebuah perusahaan. Untuk apa kau terjun dalam dunia ini?”

Axel tiba – tiba menjadi marah dan berkata: “Apa maksudmu?”

mar

“Apa menurutmu aku sudah tua dan tak berguna lagi?”

Nara lalu berkata dengan gugup, “Pa, aku tidak bermaksud seperti itu!”

Axel berkata dengan marah, “Lalu apa maksudmu sebenarnya?”

“Aku ingin melakukan sesuatu tetapi kau tidak mendukungku malah menyarankan aku untuk mundur.”

“Mengapa kau begitu tidak berbakti?”

Alina juga menghampiri dan menghela nafas. Kemudian dia berkata: “Nara, tidak mudah bagi papamu dan aku untuk membesarkan kalian berdua. Bagaimana.. bagaimana boleh kau memperlakukan kami seperti ini?”

“Kami tidak memiliki permintaan apapun. Kami hanya ingin membuktikan diri kami sendiri saja.”

“Selama ini papamu dan aku telah diremehkan oleh keluarga Shu. Kami telah sangat menderita selama bertahun-tahun.”

“Apakah salah jika kami hanya ingin melakukan sesuatu untuk membuktikan diri kami di depan mereka?”

“Nara, mengapa.. mengapa kau bersikap seperti ini?”

Next Chapter


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.