Menantu Dewa Obat

Chapter 108



Chapter 108

Bab 108

Reva menghela nafas dan menatap Nara.

Bagaimanapun juga ini mengenai Axel dan Alina. Reva tidak berani sembarangan membuat keputusan.

Nara langsung berkata, “Terima kasih atas pengertian kalian semua.”

“Sekali lagi aku minta maaf kepada saudara – saudara semua.”

“Sebagai tanda permintaan maaf dari aku, mulai hari ini, aku memutuskan bahwa kedua orang tua dan adik perempuanku tidak akan ikut campur lagi dalam masalah perusahaan!”

Begitu ucapan ini selesai di ucapkan, Axel adalah orang pertama yang memprotes sambil mengerutkan keningnya: “Apa?”

“Atas dasar apa kau tidah mengijinkan aku untuk ikut campur dalam masalah perusahaan?”

“Perusahaan itu milik keluarga kita. Aku adalah papamu jadi sudah sewajarnya aku ikut mengurus masalah perusahaan!”

Para pemegang saham itu langsung membentak: “Orang tua, tutup mulutmu!”

“Perusahaan ini adalah milik direktur Shu bukan milik keluarga Shu- mu!”

“Saham itu juga milik direktur Shu bukan milik keluarga Shu!”

“Kau tak berhak untuk menangani masalah perusahaan!”

Axel berkata dengan gelisah, “Mengapa aku tak berhak?”

“Aku adalah papanya. Aku yang membesarkannya jadi dia harus mendengarkan dan menuruti aku.”

“Jika perusahaan itu miliknya yah sama saja dengan milikku juga!”

“Aku beritahu kalian semua, aku tak akan pernah meninggalkan perusahaan ini. Semua urusan masalah ini harus aku sendiri yang tangani!”

Para pemegang saham itu mengecamnya : “Urus pamanmu!”

“Jika kau masih saja keras kepala, aku akan mengirimmu ke penjara.”

“Kau tangani saja masalah perusahaan di penjara nanti!”

Axel tampak tertegun, dia merosot pada kursinya dan tak bisa mengucapkan sepatah kata pun.

Nara dengan tak berdaya berkata, “Pa, Ma, kalian pulanglah.” Text © 2024 NôvelDrama.Org.

“Memang tidak seharusnya kalian ikut campur dalam masalah perusahaan.”

“Dan sebenarnya perbuatan kalian ini juga bisa dikatakan illegal.”

Alina menyeka air matanya: “Bagus yah, sekarang kau sudah hebat, sudah tidak membutuhkan kami lagi.”

“Kami membesarkanmu dengan susah payah tetapi sekarang hanya karena mengucapkan beberapa kata saja kau menyebutnya illegal.”

Wajah Nara tampak semakin pucat karena marah. Kedua orang tuanya ini benar-benar membuatnya sakit kepala.

“Sudahlah, direktur Shu, lebih baik kita panggil polisi saja!” Para pemegang saham itu pun mengeluarkan ponselnya: “Mari kita kirim mereka ke penjara saja agar tidak perlu repot lagi!”

Saat Axel dan Alina mendengar ucapan itu mereka langsung terlonjak ketakutan.

“Baiklah, baiklah.. kami pergi.”

Pemegang saham: “Jangan pergi dulu, aku akan memanggil polisi. Ayolah biar tak ada masalah lagi nantinya!”

Axel dan Alina tidak berani tinggal lebih lama lagi, mereka langsung melarikan diri dengan putus asa.

Hana tampak kesal: “Kak, kau.. kau sangat keterlaluan!”

“Bagaimana bisa kau memperlakukan kedua orang tuamu seperti ini?”

“Kita ini masih satu keluarga!”

Para pemegang saham itu sangat berang dan menunjuk Hana: “Kau juga keluar dari sini!”

“Dalam kasus ini, uang perusahaan bisa ditransfer keluar juga berkat kerjasama kau dengan kedua orang tuamu itu.”

“Jika kau masih tidak mau pergi juga aku akan memanggil polisi. Kesalahanmu juga tidak lebih baik dari kedua orangtua-mu itu.”

Hana tampak begitu terkejut kemudian ikut melarikan diri bersama dengan Hiro.

Para pemegang saham itu juga pergi karena telah mendapatkan jawaban yang memuaskan.

Mereka juga berpesan kepada Nara sebelum mereka pergi: “Direktur Shu, adik perempuan dan kedua orangtuamu itu tidak boleh lagi ikut campur dengan urusan perusahaan sama sekali.”

“Tetapi jika suamimu yang datang untuk bekerja dan membantu di perusahaan kami menerimanya dengan senang hati!”

Nara tak bisa menahan tawa. Dia benar-benar tak menyangka bahwa Reva akan begitu dihargai oleh para pemegang saham ini.

“Kau dengar tidak? Mereka memintamu datang untuk bekerja dan membantu di perusahaan.”

“Kapan kau akan mengundurkan diri dari pekerjaanmu dirumah sakit dan menjadi sekretaris kecilku!”

Saat Nara mengatakan itu disertai dengan senyum menggoda

Reva juga tersenyum dan membungkuk ke arah Nara: “Apa untungnya menjadi sekretaris kecilmu? Apakah harus sibuk dari pagi sampai malam?

Pipi Nara merona merah. Dan dia membalas dengan mengejek. “Tidak tahu malu.”


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.