Bab 61
Bab 61
Bab 61
Mendengar suara Javier, hati Samara tiba-tiba hacau.
Matanya membulat, lalu melotot buas pria dihadapannya yang terlihat kabur, lalu mendorongnya sekuat tenaga.
Tetapi—
Bocah ini sudah sempat melihat semuanya.
Terutama saat dia melihat jelas Wajah Asia, matanya yang besar jernih terpaku, lalu bersinar. seperti rubah kecil yang licik.
“Paman, apakah kita pernah bertemu?”
Asta menoleh, menatap seorang anak lelaki yang mengenakan baju kaos putih dan celana kodok berwarna biru.
Pakaian yang dikenakan anak lelaki ini berbeda dengan saat bertemu di restoran makanan barat, tetapi dia langsung mengenal wajah mulus berpipi tembem itu.
kelihatan sebaya dengan Oliver dan Olivia, lalu memanggil Samara ‘ibu”
Dan juga, wajahnya ini lebih mirip dengannya dibanding dengan Oliver, mendadak muncul sebuah tebakan di hati Asta.
Samara via vkali tidak tahu bahwa Javier dan Asta pernali bertemu, berpikir dalam hati jangan jangan bocah ini memiliki pemikiran untuk menjadikan Asta sebagai ayah tiri, lalu menggunakan cara bodoh ini untuk memulai percakapan
Supaya jadian tidak berkembang menjadi hal yang tidak diinginkan, Samara segera brijanok, menutupi mului puit dily
Lalu berbuk disamping telinga Javien yang hanya bisa terdengar oleh mereka berdua luttaku.
Javiei mengantuk mengerti
Ini adalah putrahu dan Text property © Nôvel(D)ra/ma.Org.
Javier sedikit membungkuk lalu mengangguk kepada Asta
Asta yang perlahan-lahan tersadar dari kekagetan, matanya menyipit, bibir tipisnya membentuk sebuah lengkungan yang indah.
“Namamu Javier? Apa artinya?
“Cerah dan cemerlang.”
**Nama yang bagus.”
“Ibuku yang menamaiku, tentu saja bagus.”
Tatapan mata Samara bolak balik menatap kedua orang dewasa dan bocah itu.
Dia mengerti sikap Javier, tapi sama sekali tidak mengeiti sikap Asta.
Asta bisa tahan dengan wajahnya yang jelek ini sudah cukup susah dimengerti.
Mengapa kenyataan bahwa dia memiliki dua putra tidak membuat Asta mundur.
Jangan-jangan…Asta tahu identitas aslinya, mencarinya dengan alasan menyembuhkan penyakit yang tidak bisa disembuhkan, ataukah dia ingin menclan Perusahaannya, sehingga dengan gencar mendekati wanita jelek seperti dia?”
Tidak habis pikir, lalu Samara terpikir sebuah ide untuk mengusir tamunya.
Tuan Asta, sekarang sudah waktunya makan malam.” Samara berkata: “Meskipun Javier sudah menyiapkan makan malam, tapi bagaimanapun dia hanyalah seorang anak berusia lima tahun, dari persiapan bahan makanan sampai keterampilan memasaknya, pasti tidak dapat menandingi koki khusus keluarga Costan.”
“Bagaimana kalau kita…”
Saman hanya berkata sampai disini, dia merasa Asta adalah pria cerdas, seharusnya langsung mengerti maksudnya?
Siapa sangka Asta malah membuka kuning telur kemejanya, lalu matanya menatap Samara Irkalekut: “Kalau begitu kita makan malam bersama, kebetulan bisa mencicipi masakan
“Iya, wy
gera menyiapkannya”
Javier mengangguk lalu berbalik masuk menyiapkan makan malam
Meninggalkan Samana yang menatap Asta dengan wajah terbengong
Pria ini tidak pulang menyantap hidangan rumah yang mewah, sebaliknya menumpang makan di apartemennya?”
Dia tidak percaya pria ini tidak mengerti sinyal yang diberikan, jelas sekali dia hanya pura-pura tidak mengerti!
“Asta, apa maksudmu?”
“Maksudku ingin makan sesuatu, lapar.” Mata Asta berkilau, “Atau kamu takut, saya bukan makan nasi tapi makan yang lain.”
Samara hampir tersedak oleh ludahnya sendiri.
-Uhuk uhuk uhuk…kamu…”
“Tenang saja, saya hanya makan nasi tidak makan yang lain.”
Batuk Samara semakin menjadi, merasa pria ini melakukan sanggup apa pun hanya demi mendekatinya.
Baik!
Dia ingin membuka kedokku, kuizinkan!
Dalam hati Samara sudah mengambil keputusan, lalu memasuki apartemen bersama Asta.
Apartemen ini memiliki tiga kamar dua ruang, ketiga kamar itu terdiri dari kamar Samara, Javier dan Xavier, sebuah ruang tamu dan sebuah ruang makan.
Hari ini Javier Menyiapkan ludanyan hotpoi, dan sedang berjalan bolak balik antara ruang makan dan dapur menyajikan bahan makanan
Tetapi ketika dia baru saja mengoles sabun cuci tangan, mendadak muncul seseorang disisi.