Empat bayi Kembar Kesayangan Ayah Misterius

Bab 128



Bab 128

Bab 128

Setelah Javier mengirimkan pesan itu, dia menatap layarnya dan menunggu balasan dari Asta.

Namun waktu berlalu dari menit ke menit, dan pria kecil itu menunggu balasan yang tak kunjung datang

Apa yang terjadi pada Asta?

Dia...sebenarnya mau menjadi ayah tirinya dan Xavier atau tidak?

[Ibu akan segera berangkat dengan menggunakan gaun pemberian paman lain!]

1 sene

DOPTA

ma

[Paman, kamu dimana!)

(Huh, apa kamu ingin paman lain yang menjadi ayah tiriku?]

[Hem!)

Tepat saat anak itu menunduk dan sibuk mengirimkan pesan, Samara sudah mengenakan gaun ekor ikan berwarna perak yang diberikan oleh Jonas.

Gaun ekor ikannya yang panjang dan menyentuh lantai berpadu sempurna dengan lekuk tubuh Samara.

Bagian ekor gaun yang dipenuhi dengan serpihan berlian, bersinar dengan indah.

Javier mendongak dan melihat Samara yang mempesonan, bergumam.

“Ibu....kamu...cantik sekali...”

“Tentu saja! Kamu tidak lihat siapa yang mendesain gaun ini?” Samara mengedipkan matanya pada putranya, “Saya baru menghubungi Alexy, ini adalah karyanya yang paling memuaskan tahun ini, biaya produksi dan desain dari gaun ini saja sudah menghabiskan 10 miliar...”

Javier bergumam : “Oh, ternyata karyanya ibu angkat! Pantas saja!”

10 miliar....

Tuan Muda Jonas ini rela juga menghabiskan uang untuk ibunya!

Kalau terus seperti ini....Asta akan benar–benar kalah jika dibandingkan dengan Jonas.

“Sayangku, kenapa wajahmu murung sekali?”

“Tidak udak apa–apa.” Wajah tembemnya jelas terlihat murung tapi dia masih berusaha tersenyum : “Saya, saya hanya khawatir... khawatir.….”

“Apa yang kamu khawatirkan?”

Pria kecil itu tergesa–gesa, dia berlari dengan kaki kecilnya lalu mengambil topeng wajah yang dipenuhi bintik–bintik : “Topeng! Ibu, saya khawatir kamu lupa mengenakannya, kamu harus ingat mengenakan topeng ini saat keluar ya!”

“Baik, saya tahu.” Samara mengambil topeng itu dan mengernyitkan keningnya, “Sayangku, kamu sangat mencurigakan, bukankah kamu selalu tidak suka saat saya mengenakan topeng?”

“Mana ada?”

Javier tidak berhenti mengetukkan kedua jari telunjuknya, hatinya merasa bersalah karena tidak berkata jujur.

Kalau ibunya menghadiri pesta itu dengan wajah aslinya, dan ditambah dengan gaun buatan ibu angkatnya, pasti akan menggemparkan pesta itu!

Saat itu, bukan hanya Jonas seorang, sepertinya setelah acara berakhir jumlah saingan Asta akan bertambah banyak.

Aduh....

Dia anak yang baru berusia lima tahun kenapa harus menanggung begitu banyak beban untuk kisah cinta ayah tirinya.

Samara mengenakan topeng wajahnya dan bersiap untuk meninggalkan rumah, sebelum berangkat dia berpesan kepada Javier : “Javier, saat ibu tidak dirumah kamu harus menjaga dirimu dengan baik ya.”

“Iya!”

“Pintar–”

Saat Samara membalikkan badannya untuk memakai sepatu hak tinggi, pria kecil itu mengeluarkan ponselnya dan memotret sosok ibunya diam–diam.

TIS

“Ibu berangkat ya–”

“Ibu, sampai jumpa!”

“Crek–.–” setelah suara pintu tertutup terdengar, di dalam rumah hanya tersisa Javier.

Suara

TU

Dia mengirimkan foto yang diambilnya kepada Asta yang belum membalasnya.

Masih tidak mau membalas?

Javier marah, dia benar–benar marah!

(Saya memberimu kabar terkini, tapi kamu malah mengabaikanku!!!] Belongs © to NôvelDrama.Org.

(Ibuku sudah akan direbut, kamnu...kamu pasti akan menyesal!)

[Tunggu saja saat dimana kamu menyesal dan menangis–nangis!)

Pria kecil itu merasa amarahnya belum terlampiaskan, setelah mengirimkan pesan itu, dia memblokir Asta.

Hm!

Dia, Javier, mengumumkan aliansinya....berakhir!

Di sisi lain,

Samara mengenakan gaun sepanjang lantai ini dan muncul di pintu masuk kediaman Gandhi.

Ketika penjaga pintu membukakan pintu mobil, dia melihat bagian ekor gaun yang dipenuhi dengan serpihan berlian yang membalut sepasang kaki putih mulus bagaikan salju, dia membayangkan pemilik kaki ini pasti....sescorang yang sangat cantik.

Tapi—-

Saat Samara membungkukkan badan dan berjalan keluar dari mobil, penjaga pintu itu Tercengang

Ара–арааn ini?

Sosok tubuhnya itu setingkat dengan dewi dan bidadari!

Tapi wajahnya...itu...malah seperti ini?

Senyuman penuh aru terlihat di mata coklat Samara, dia tidak memperdulikan penjaga pintu itu dan melangkah masuk kedalam Kediaman Gandhi.

Malam ini banyak orang terkemuka dari kalangan bisnis dan politik yang hadir untuk memberi selamat kepada Tuan Besar Firman.

Namun saat pengurus rumah, Andrian, yang melihat Samara berjalan masuk, dia bergegas menghampirinya.

“Apakah Anda Nona Samara Wijaya?”


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.